Senin, 22 Agustus 2011

HP Berhenti Kembangkan WebOS

HP Berhenti Kembangkan WebOS
TEMPO Interaktif, Jakarta - Hewlett Packard (HP) memutuskan berhenti mengembangkan sistem operasi WebOS untuk perangkat tablet dan ponselnya.

Mengutip situs teknologi PC World, pernyataan itu disampaikan pada Kamis, 18 Agustus kemarin. Imbas dari keputusan ini membuat beberapa perangkat buatan HP, seperti HP Veer 4G, tablet Touchpad HP, dan termasuk yang belum dirilis, HP Pra 3 smartphone, tidak akan dijumpai lagi di pasaran.

Kehadiran HP di dunia ponsel pintar atau Personal Digital Assistant (PDA) dimulai dengan proyek Palm pada 2008. Ketika itu, Palm OS dipandang sebagai sistem operasi yang bakal menyaingi iPhone, BlackBerry, sampai ponsel Android dan Windows Phone.

Perkembangan proyek OS HP itu kemudian digaungkan pada ajang Consumer Electronics Show pada Januari 2009 ketika HP meluncurkan WebOS yang pertama kali berjalan di ponsel Palm Pre. Ketika itu HP sangat optimistis smartphone ini bisa menggoyang kedudukan Apple iPhone.

Pasalnya, ada Jon Rubenstein, seorang mantan insinyur Apple yang menciptakan iPod. WebOS tampaknya sudah memegang kunci keberhasilannya, mulai dari user interface yang bagus, navigasi yang mudah digunakan hanya dengan sentuhan, kinerja multitasking, dan aplikasi yang mulai berkembang.

Apalagi ponsel pintar ini hadir dengan layar sentuh plus keyboard QWERTY slide out. Persis seperti perpaduan iPhone dan BlackBerry. Hasilnya, saat itu smartphone Plam Pre dianggap sebagai "iPhone killer".

Setelah gelegar kehadiran Palm Pre, barulah dirasakan beberapa masalah yang menjadi awal kegagalan ponsel ini. Pertama, HP tidak mengizinkan jurnalis untuk menyentuh dan menjajal ponsel itu. Lalu bagaimana media bisa memberikan masukan jika ponsel tersebut hanya dapat dilihat, dipegang jangan.

Cara ini menjadi tidak lazim karena biasanya perusahaan yang meluncurkan sebuah produk mempersilakan media dan para undangan untuk mencicipi kebolehan produknya. Semua yang hadir dalam peluncuran ponsel Palm Pre hanya bisa menonton produk saja.

Kesalahan kedua adalah setelah resmi diluncurkan ternyata smartphone Palm Pre belum siap dipasarkan. Awalnya dinyatakan ponsel itu akan di-bundling dengan operator seluler Sprint di Amerika Serikat pada pertengahan 2009. Namun sampai waktu yang ditentukan, yang keluar justru Palm Treo Pro yang berjalan dengan sistem operasi Windows Mobile 6.1. Semua bertanya-tanya, ada apa dengan Palm Pre?

Dalam sebuah sesi tanya-jawab dengan RCR Wireless News, CEO Sprint/Nextel CEO Dan Hesse mengatakan mereka tidak terburu-buru menjual Palm Pre, tapi tetap menjanjikan bahwa ponsel itu akan segera dilepas ke pasar. Hanya saja, HP dan Sprint ingin memastikan pengguna mendapatkan ponsel yang sempurna ketika membeli Palm Pre.

Seiring berjalannya waktu, seluruh vendor ponsel terus mengembangkan produknya. Sampai ketika Palm Pre benar-benar dijual pada 9 Juni 2009 dengan harga US$ 200 plus bundling selama dua tahun. Tapi sepuluh hari kemudian Apple meluncurkan iPhone 3GS yang memiliki kapasitas memori lebih besar, resolusi kamera lebih baik, dan aplikasi yang berlimpah. Ya, Palm Pre telah menyia-nyiakan waktu selama hampir enam bulan.

Sprint sebagai operator seluler peringkat ketiga di Amerika Serikat semakin ketinggalan pasar. Sementara Apple menggandeng AT&T untuk bundling dengan iPhone. Akhirnya Sprint banting setir dengan membuka layanan bundling untuk ponsel Android.

Lalu bagaimana kelanjutan ponsel WebOS HP? Setelah patah arang dengan Sprint, perusahaan itu bekerja sama dengan operator seluler Verizon (peringkat kedua di Amerika Serikat) dengan ponsel Pre Plus. Tapi tetap saja tidak ada kabar gembira yang diceritakan ponsel ini. Begitu juga dengan generasi penerusnya, seperti Palm Pixi.

Sampai ketika perusahaan ini meluncurkan tablet TouchPad yang diperkirakan akan menggebrak pasar tablet. Ternyata ketika dijual ke pasaran, sangat sedikit konsumen yang tertarik dengan perangkat ini.

Sampai akhirnya harga tablet itu diturunkan dua kali supaya bisa bersaing dengan iPad. Pada awal Agustus, TouchPad versi 16 gigabita turun harga sebesar US$ 50, dari US$ 500 menjadi US$ 450. Lalu harganya turun lagi menjadi US$ 400.

Published with Blogger-droid v1.7.4
Read more / Selengkapnya...